Bimbingan Teknis Program Konversi Sepeda Motor BBM ke Motor Listrik di Samarinda-Kalimantan Timur

Bimbingan Teknis Program Konversi Sepeda Motor BBM ke Motor Listrik di Samarinda-Kalimantan Timur

Bimbingan Teknis Program Konversi Sepeda Motor BBM ke Motor Listrik di Samarinda-Kalimantan Timur

 

Kementerian ESDM menyelenggarakan Bimbingan Teknis Program Konversi Sepeda Motor BBM ke Sepeda Motor Listrik di Hotel Fugo, Samarinda – Kalimantan Timur pada 4 s.d. 5 Desember 2023. Kegiatan selama dua hari ini diikuti oleh ratusan peserta Perwakilan dari SKPD, BLK, SMK, Universitas, PLN, Komunitas dan Instansi terkait lainnya di wilayah Kalimantan Timur.

 

Samarinda menjadi kota terakhir pelaksanaan BimbinganTeknis Kegiatan bimbingan teknis konversi sepeda motor BBM ke sepeda motor listrik  yang sebelumnya telah terselenggara di 9 kota, yaitu Bandung, Lombok, Semarang, Medan, Jogja, Makassar, Kupang, Bali dan terakhir Samarinda. Total peserta bimtek telah mencapai 1.558 orang yang berasal dari SKPD, BLK, SMK, Universitas, PLN, Komunitas dan Instansi terkait lainnya.

Bimtek ini diselenggarakan dalam upaya meningkatkan penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk mengkonversi sepeda motor BBM-nya menjadi sepeda motor listrik yang merupakan salah satu program konservasi energi di sektor transportasi sebagai perwujudan komitmen Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

 

“Konsumsi bahan bakar Indonesia mengalami lonjakan hingga 30% dalam 10 tahun terakhir yang didominasi oleh penggunaan dari sektor industri dan sektor transportasi,” kata  Ardian Marta Kusuma, S.T., Subkoordinator Evaluasi Teknologi Efisiensi Energi yang mewakili Direktur Konservasi Energi Ditjen EBKTE Kementerian KESDM. 

Sektor transportasi masih menjadi salah satu pengguna energi terbesar.  Konsumsi bahan bakar pada tahun 2022 tercatat lebih dari 1.100 juta barel setara minyak (MBOE). Sebagian besar kebutuhan bahan bakar dalam negeri berasal dari impor, khususnya bensin. Impor bensin meningkat dari sekitar 123 juta barel pada tahun 2015 menjadi 138 juta barel pada tahun 2022. Pemerintah saat ini berfokus terhadap pengurangan sepeda motor BBM karena angka populasinya lebih dari 120 juta dan trend pertumbuhan menunjukan angka 5-6 persen setiap tahun. “Selain itu, jika kita bicara emisi CO2, setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,5 kilogram emisi CO2. Sehingga 120 juta sepeda motor BBM menghasilkan sekitar 300 juta kilogram CO2 perhari. Salah satu upaya untuk menurunkan emisi dan impor bahan bakar minyak adalah dengan menggalakkan penggunaan kendaraan listrik melalui percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Percepatan ini bisa dipenuhi dengan kendaraan baru, maupun melalui kendaraan konversi Bahan Bakar Minyak ke listrik,” lanjut Ardian.

 

Program konversi sepeda motor listrik merupakan program unggulan untuk mendorong penggunaan KBLBB roda dua. Pada tahun 2023 ini targetnya paling banyak adalah 50 ribu unit sepeda motor dan pada tahun 2024 paling banyak 150 ribu unit sepeda motor BBM yang dikonversi. Namun saat ini, biaya melakukan konversi relatif mahal bagi masyarakat, yaitu berkisar antara Rp 17 juta.

 

Dalam rangka mendukung percepatan program konversi motor BBM ke motor listrik, pada tanggal 28 Juli 2023, Menteri ESDM bersama Menteri Perhubungan dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia telah menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

 

Tujuan dari SKB ini adalah untuk menetapkan standar layanan proses konversi sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan sehingga kualitas sepeda motor listrik konversi memenuhi standar dan diselesaikan dalam waktu yang optimal. Kementerian ESDM juga telah menandatangi Nota Kesepahaman dengan berbagai stakeholders diantaranya Kementerian Perindustrian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), dan PT ADIRA Dinamika Multi Finance Tbk tentang Penguatan Ekosistem Sepeda Motor Listrik (Konversi).

 

Saat ini sudah ada 12 bengkel konversi bersertifikat yang terverifikasi dan tercantum di Platform Digital sebagai mitra program. Meskipun saat ini lokasinya masih hanya di pulau Jawa dan Bali. “Adapun jumlah bengkel konversi yang bermitra dapat bertambah dari bengkel tersertifikasi Kemenhub dan dari bengkel binaan. Diperlukan adanya sumber daya manusia yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, oleh sebab itu kami menggandeng PPSDM KEBTKE untuk mengadakan Workshop dan Pelatihan teknis dalam melatih tenaga teknis (montir) bengkel yang berasal dari perwakilan tenaga guru SMK, BLK, dan anggota asosiasi motor. Pelatihan konversi sepeda motor listrik di Provinsi Kalimantan Timur telah diselenggarakan pada tanggal 7 – 11 November 2023 di SMK Negeri 6 Balikpapan,” lanjut Adrian.

 

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut  Kepala Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur yang diwakili oleh Kepala Bidang EBTKE, Elly Luchritia Nova, S.T., M.T., Direktur Konservasi Energi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM yang diwakili oleh Sub Koordinator Evaluasi Teknologi Efisiensi Energi, Ardian Marta Kesuma, S.T,  Direktur Sarana Transportasi Jalan, Kementerian Perhubungan, yang  diwakili oleh Ketua Tim Substansi Sertifikasi Kendaraan Bermotor, Irwan Arifianto, S.T.,  Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur yang diwakili oleh, Perwira Administrasi Surat Tanda Kendaraan Bermotor, Pricillia Putri Loewensky Karisoh, serta para undangan  Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Inspektur Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Biro di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atau yang mewakili, dan perwakilan dari Kepala Bagian SDA Sektor Energi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

 

“Dalam Transisi Energi Berkeadilan, Indonesia telah menetapkan target penurunan emisi sebesar 31.89-43.2% pada 2030 yang tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) yang baru dikeluarkan September lalu. Salah satu strategi penurunan emis dilakukan pemerintah Indonesia melalui Bappenas yang telah mencanangkan pembangunan rendah karbon sebagai salah satu strategi menuju Indonesia Emas 2045 melalui penerapan ekonomi hijau di Indonesia. Hasil studi Bappenas menyatakan bahwa melakukan pembangunan rendah karbon lebih cepat dengan melakukan transformasi ekonomi hijau dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” kata Kepala Bidang EBTKE Provinsi Kalimantan Timur, Elly Luchritia Nova, S.T., M.T.

Dalam laporannya, Kepala PPSDM KEBTKE  Ir. A. Susetyo Edi Prabowo, M.Si. menyampaikan, saat ini, sektor transportasi masih menjadi salah satu pengguna energi dan penghasil emisi terbesar di Indonesia.  Saat ini, sektor transportasi masih menjadi salah satu pengguna energi dan penghasil emisi terbesar di Indonesia.  Dalam kesempatan tersebut, Kepala PPSDM KEBTKE menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada berbagai yang terlibat sehingga Bimtek di Samarinda dapat berlangsung dengan lancar. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, PT PLN,  UP3 Samarinda, Kementerian Perhubungan, Ditlantas Polda Kalimantan Timur, SMK Negeri 6 Samarinda dan PT Percik Daya Nusantara yang telah mendukung dan bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis Konversi Sepeda Motor BBM ke Sepeda Motor Listrik ini,” kata Susetyo Edi Prabowo.

 

Sebagai upaya untuk mengurangi emisi, di sektor transportasi bisa menggunakan bahan bakar lain. Saat ini sudah masuk Electric Vehicle sebagai strategi pencapaiannya. “Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan melaksanakan strategi elektrifikasi,” kata Andi Luxbinatur Subkoordinator Insentif dan Disinsentif Konservasi Energi Kementerian ESDM. Elektrifikasi  adalah bagaimana caranya semua peralatan-peralatan yang menggunakan energy fosil tersebut dapat dialihkan ke peralatan-peralatan yang menggunakan energi listrik, contoh saat ini sudah menggunakan coffee maker yang menggunakan listrik. “Jadi tidak perlu lagi untuk merebus air pakai kompor. Sekarang ada juga pakai kompor induksi jadi sudah langsung, tidak pakai lagi kompor gas atau kompor minyak tanah tapi menggunakan kompor induksi yang dia pakai elektromagnetik. Begitu juga di sektor lain misalkan di sektor industri, penggunaan boiler yang menggunakan tekanan yang rendah bisa diganti pakai timpang, begitu juga bisa diganti dengan boiler listrik memang bentuknya tekanan,” ujar Andi saat penjelasan kepada masyarakat.(ZP)