Dorong SDM di Bidang Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Pemprov NTB Selenggarakan Bimbingan Teknis di Kota Mataram

Dorong SDM di Bidang Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Pemprov NTB Selenggarakan Bimbingan Teknis di Kota Mataram

Dorong SDM di Bidang Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Pemprov NTB Selenggarakan Bimbingan Teknis di Kota Mataram

 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bersama dengan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (KEBTKE) kembali menggelar Bimbingan Teknis Program Konversi Sepeda Motor BBM ke Sepeda Motor Listrik. Kali ini bimtek diselenggarakan di  Mataram-NTB pada 3-4 Oktober 2023.

Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan awareness dan menjaring masyarakat mengkonversi sepeda motor BBM.  “Kami hadir di Mataram dalam rangka meningkatkan awareness dan menjaring masyarakat mengkonversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik serta dapat meningkatkan jumlah SDM dan bengkel konversi,” tutur Koordinator Pengembangan Usaha Konservasi Energi, Devi Laksmi saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan bimtek (Selasa, 3/10).

 

Devi menjelaskan sektor transportasi masih menjadi salah satu pengguna energi terbesar. Pemerintah saat ini berfokus terhadap pengurangan kendaraan motor bakar roda dua karena angka populasinya lebih dari 120 juta lebih dan trend pertumbuhan menunjukan 5-6 persen setiap tahun.

 

Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menerbitkan beberapa regulasi yang mengatur pelaksanaan program konversi sepeda motor BBM mnejadi sepeda motor listrik. Selain itu, Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, dan Kepolisian Negara RI telah menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala PPSDM KEBTKE Ir. A. Susetyo Edi Prabowo, M.Si. menyampaikan mengenai latar belakang diselenggarakannya Program Konversi Sepeda Motor Listrik oleh pemerintah. Ia juga menyampaikan untuk mewujudkan NZE pada 2060 atau lebih cepat perlu dilakukan berbagai langkah antara lain konversi sepeda motor BBM menjadi motor listri. "Saat ini Untuk target konversi sebanyak 50.000 unit sepeda motor pada tahun 2023 diperkirakan membutuhkan minimal 63 bengkel tersertifikasi. Terdapat 8 Bengkel Konversi masuk platform dan 20 Bengkel sudah sertifikasi Kemenhub tetapi belum masuk platform. Total kapasitas bengkel dalam melakukan konversi sebanyak 416 unit sepeda motor seperti pada tabel di berikut ini," kata Susetyo Edi.

 

Kementerian ESDM melalui PPSDM KESDM akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan serta jaminan mutu produk pada bengkel-bengkel. Selain itu, beberapa tahapan perlu dilakukan untuk pekerjaan konversi BBM menjadi motor listrik. "Untuk kegiatan yang akan dilakukan oleh banyak bengkel UMKM yang tentu saja membutuhkan suatu standar yang sama.  Peserta pelatihan diutamakan teknisi atau pegawai bengkel UMKM yang belum memperoleh sertifikat bengkel konversi dari Kementerian Perhubungan atau lulusan SMK yang siap disalurkan ke bengkel konversi yang tersedia di kota tersebut," terang Susetyo Edi.

“Salah satu upaya untuk menurunkan emisi dan impor bahan bakar minyak adalah dengan menggalakkan penggunaan kendaraan listrik melalui percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Percepatan ini bisa dipenuhi dengan kendaraan baru maupun melalui kendaraan konversi Bahan Bakar Minyak ke listrik,” terang Devi.

 

Salah satu point dalam SKB ini, imbuh Devi, adalah terkait standar layanan program konversi sepeda motor listrik sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan proses konversi sehingga kualitas sepeda motor listrik hasil konversi memenuhi standar dan diselesaikan dalam waktu yang optimal.

 

“Melalui bimtek ini, peserta akan diberikan materi berupa regulasi, teknis, dan prosedur konversi motor listrik. Selain untuk menambah jumlah SDM pada bengkel konversi bersertifikat, kami akan mengadakan kegiatan workshop yang didesain untuk melatih tenaga teknis (montir) bengkel yang berasal dari perwakilan tenaga guru SMK, BLK, dan anggota asosiasi motor dengan memberikan pengetahuan di bidang administrasi dan teknis bagi para peserta,” pungkas Devi.

 

Peserta bimtek pada hari pertama terdiri dari 100 peserta yang berasal dari instansi pemerintah baik vertikal maupun pemerintah daerah, TNI, POLRI, Swasta, BUMN dan BUMD. Sementara bimtek hari kedua juga terdiri dari 100 peserta yang berasal unsur Perguruan tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan, Pimpinan Ponpes, Perusahaan Swasta yang bergerak dibidang otomotif dan Komunitas Motor Listrik.

 

Kementerian ESDM menyampaikan apresiasinya kepada berbagai pihak yang terakit. “Pada kesempatan ini kami memberikan apresiasi atas dukungan pemerintah provinsi NTB dan mitra pembangunan dalam penyelenggaraan bimtek. Ia juga mengajak pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan mitra pembangunan untuk turut dalam penyebarluasan informasi ke masyarakat,” lanjut Devi.

 

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, H Sahdan menjelaskan program konversi sepeda motor BBM ke sepeda motor listrik merupakan langkah awal pemerintah dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk tentunya emisi suara kendaraan dari transportasi kendaraan motor BBM. Ini merupakan langkah besar yang akan pemerintah lakukan terkait pemanfaatan energi saat ini. “Begitu juga dalam penggunaan sektor transportasi, dari semula menggunakan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak ke kendaraan bermotor berpenggerak motor listrik,” kata Sahdan. 

Perubahan sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik akan banyak mendapatkan keuntungan, selain hemat biaya pengeluaran untuk membeli BBM dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik, juga keuntungan lainnya adalah mengurangi polusi udara sehingga didapatkan kualitas udara lebih bersih.

 

“Pemerintah telah menargetkan pada tahun 2023 sebanyak 50 ribu kendaraan BBM  dikonversi ke kendaraan listrik. Pemerintah akan memberikan subsidi sebesar Rp.7 juta per unit kendaraan sepeda motor yang dikonversi. Kami berharap peserta bimtek untuk dapat menyebarluaskan pada lingkungannya untuk membantu meningkatkan keberhasilan program konversi tersebut,” tukasnya.(SA)