Kementerian ESDM Gencarkan Program Konversi Motor BBM Menjadi Motor Listrik dengan Berikan Bimbingan Teknis di Semarang – Jawa Tengah

Kementerian ESDM Gencarkan Program Konversi Motor BBM Menjadi Motor Listrik dengan Berikan Bimbingan Teknis di Semarang – Jawa Tengah

Kementerian ESDM Gencarkan Program Konversi Motor BBM Menjadi Motor Listrik dengan Berikan Bimbingan Teknis di Semarang – Jawa Tengah

 

Kementerian ESDM memberikan Bimbingan Teknis Konversi Sepeda Motor BBM Menjadi Sepeda Motor Listrik di Semarang  pada 10 – 11 Oktober 2023.   Dalam sambutan Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM yang dibacakan oleh Angraeni Ratri Nurwini di acara  tersebut disampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk mendukung NZE pada tahun 2060. 

 

"Bimtek ini diselenggarakan dalam upaya meningkatkan penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk mengkonversi sepeda motor BBM-nya menjadi sepeda motor listrik yang merupakan salah satu program konservasi energi di sektor transportasi sebagai perwujudan komitmen Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, efisiensi energi pada sektor demand menjadi sangat penting untuk mewujudkan NZE terutama di sektor transportasi sebagai penggunan terbesar,” kata Angareni.

Transportasi menjadi salah satu sektor sebagai penghasil emisi terbesar, untuk itu pemerintah terus berupaya mengalihkan motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. Bersamaan dengan upaya meningkatkan infrastruktur motor listrik, upaya meningkatkan pemahaman masyarakat juga terus dioptimalkan melalui bimbingan teknis atau Bimtek dan penyediaan tenaga ahli konversi motor BBM ke motor listrik.

 

Kepala PPSDM KEBTKE yang diwakili oleh Kepala Bagian Umum  Rizki Amalia Nurhayati menyampaikan bahwa rangkaian sosialisasi program konversi motor listrik dilaksanakan 3 kegiatan, yaitu  terdiri dari talkshow, bimbingan teknis (bimtek), serta workshop/pelatihan.  Talkshow  bertujuan untuk memberikan informasi terkait konversi motor listrik kepada masyarakat secara luas melalui media massa yakni radio, bimbingan teknis (bimtek) yaitu pelatihan dengan memberikan materi berupa regulasi, teknis dan prosedur konversi motor listrik kepada para SKPD Pemprov, perguruan tinggi, dan SMK. Peserta akan mendapatkan sertifikat bimtek yang dapat mendukung IP ASN masing-masing PNS dan instansi,  terakhir yaitu melalui workshop/pelatihan yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga teknik bengkel motor listrik, dengan peserta merupakan tenaga pengajar Perguruan tinggi, BLK, SMK, bengkel UMKM.

“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait regulasi dan teknis konversi motor listrik, juga mampu menguatkan kolaborasi antara kementerian, instansi, pemerintah daerah, serta masyarakat luas dalam membangun awareness dan menjaring masyarakat mengkonversi motor BBM ke motor listrik,” ucap Rizki Amalia. Selain itu, kegiatan ini mampu  menyiapkan teknisi bengkel kendaraan motor listrik dan meningkatkan baik secara kuantitas, maupun kualitas adlam memanfaatkan keberadaan bengkel konversi motor listrik, juga mendorong menggunakan kendaraan bermotor listrik dimulai dengan mengkonversi sepeda BBM menjadi sepeda motor listrik.

 

"Sektor transportasi masih menjadi salah satu pengguna energi terbesar. Pemerintah saat ini berfokus terhadap pengurangan kendaraan motor bakar roda dua karena angka populasinya lebih dari 120 juta lebih dan trend pertumbuhan menunjukan 5-6 persen setiap tahun," lanjut Angraeni.

 

Angraeni menuturkan, salah satu upaya untuk menurunkan emisi dan impor bahan bakar minyak adalah dengan menggalakkan penggunaan kendaraan listrik melalui percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). "Percepatan ini bisa dipenuhi dengan kendaraan baru maupun melalui kendaraan konversi Bahan Bakar Minyak ke listrik,"tutur Angraeni. Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 358 juta ton CO2e dari sektor energi pada tahun 2030 sebagaimana tertuang dalam Dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC).

 

Energi efisiensi pada sektor demand memegang peranan penting dalam pencapaian target penurunan emisi GRK tersebut dengan nilai 132,25 juta ton CO2e pada tahun 2030. Termasuk penggunaan kendaraan listrik yang ditargetkan dapat menyumbang penurunan emisi sebesar 7,23 juta ton CO2e.

 

"Jika kita bicara emisi. Setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,5 kilogram emisi. Jadi jika saat ini ada 120 juta sepeda motor, sekitar 300 juta kilogram emisi perhari,"jelas Angraeni. Hal yang sama juga diutarakan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, mengurangi emisi di sektor transportasi dengan mengatur di sisi demand merupakan langkah yang tepat karena sektor transportasi merupakan penggunan energi terbesar.

 

"Di sektor transportasi, Kementerian ESDM di tahun 2021 mencatat sektor transportasi sebagai pengguna energi sebesar 46% dari total energi, hal inilah yang memerlukan perhatian lebih dalam upaya konservasi energi di sektor transportasi," kata Sujarwanto.

Sebagai penyumbang terbesar total pengguna energi secara nasional, maka untuk mengaturnya memerlukan langka-langkah kebijakan dalam melakukan konservasi energi antara lain, penggunaan transportasi masal (BRT/MRT/LRT), fuel switching (BBM ke Gas & Biodiesel), system manajemen transportasi dan program yang sedang diupayakan Pemerintah adalah dengan cara melakukan peningkatan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau melalui konversi KBLBB.

 

Sujarwanto menginformasikan bahwa saat ini di Provinsi Jawa Tengah total populasi KBLBB di Tahun 2023 sejumlah 2.407 unit roda 2 (5% nasional) dan 1.178 unit Roda 4 (8% nasional) dengan jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jawa Tengah 424 unit, tersebar di 12 wilayah kerja PT. PLN Persero, selain itu juga ada upaya peningkatan kapasitas (bengkel dan SDM), promotif (pameran dan sosialisasi) serta dukungan sektor pajak.(SA)