Pelatihan dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama Panas Bumi Diselenggarakan Perdana di Awal Tahun 2024 oleh PPSDM KEBTKE
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) menyelenggarakan Pelatihan Teknis dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi (Sistem Distance Learning) pada tanggal 15-19 Januari 2024 secara daring melalui aplikasi Zoom.
Kegiatan pelatihan ini diikuti sebanyak 17 (tujuh belas) orang yang terdiri dari PT. Tirtamas Berkah Makmur, PT. Usaha Anugerah Pratama, PT. Haqi Hanasta Sinergi, PT. Tekniko Indonesia, PT. Indotech Karya Mandiri, PT. Power Perdana Nusantara, PT. Inti Karya Persada Tehnik (IKPT).
“Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2017 tentang Panas Bumi merupakan energi ramah lingkungan yang potensinya besar dan pemanfaatannya belum optimal sehingga perlu didorong dan ditingkatkan secara terencana dan terintegrasi guna mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil,” kata Elin Lindiasari Koordinator Koordinator Penyelenggaraan dan Pengelolaan Sarana Prasarana Pengembangan SDM.
Selama 3 hari ke depan para peserta akan mendapatkan materi terkait Peraturan Perundang-undangan Terkait Panas Bumi dan Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional Terhadap K3LL Panas, Penyusunan Rencana Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Penerapannya, Penyusunan Rencana Kerja Lindungan Lingkungan (LL) dan Penerapannya, Teknik Komunikasi Timbal Balik, Inspeksi K3LL Panas Bumi, JSA dan Penilaian Risiko Kegiatan panas Bumi, Investigasi Kecelakaan Panas Bumi, Pelaksanaan SMK3 Panas Bumi, hadir sebagai pengajar yaitu Aperta Ledy Alam, S.T., M.T.,. Kami harap kepada para peserta untuk memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin walaupun secara online, ungkap Elin.
Salah satu kelebihan kegiatan ini mendengarkan secara online tapi tentunya tidak mengurangi ilmu yang diperoleh, kami harap interaksi dengan pengajar agar lebih aktif, walaupun secara online tidak mengurangi optimalisasi dari ilmu yang diperoleh bapak dan ibu, kami persilahkan kepada bapak dan ibu untuk saling informasi ataupun pengalaman dilingkungan kerja masing-masing untuk bisa didiskusikan dan mendapatkan solusinya, tutur Elin.
Aperta dalam menyampaikan materi komunikasi timbal balik menyampaikan bahwa fungsi safety meeting itu untuk Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja tentang tugasnya, membantu identifikasi dan analisa masalah, membangun penyelesaian masalah, menstimulasi diterimanya kebijakan, Peraturan dan prosedur kerja, meningkatkan K3, serta meningkatkan kualitas pekerja
Safety Talk (Tool Box Meeting) adalah Rapat singkat tentang keselamatan kerja, yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai dengan topik yang bervariasi sesuai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Safety Commitee Meeting Suatu badan yang dibentuk di suatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja.
Safety Meeting suatu pertemuan yang harus dihadiri oleh semua pekerja, supervisor, engineer, foreman, HSE dan wakil management, Safety Sub Commitee Meeting Mirip dengan safety committee meeting, untuk unit di bawahnya. Pekerja akan ingat 10% yang mereka baca, 20% yang mereka dengar, 30% yang mereka lihat, 50% yang mereka lihat dan dengar, 70% yang mereka katakan dan diskusikan, 90% yang mereka katakan dan lakukan tentang sesuatu hal
Dalam menyusun agenda rapat factor waktu dan peserta menjadi pertimbangan utama, Alokasi waktu sebaiknya dilakukan pagi hari dan ditentukan oleh topik yang akan dibahas, dan Apabila kasus kecelakaan yang menjadi topik, maka supervisor harus mempersiapkan/ membuat uraian yang jelas dan singkat mengenai kasus tersebut. Faktor pendorong dan penyebab kecelakaan serta tindakan koreksi.
Usahakan pelaksanaan rapat tepat waktu, tidak molor, Pemimpin rapat harus selesai membuat ragkuman hasil rapat dan membacakan pada akhir rapat, capan terimakasih kepada peserta rapat atas partisipasi aktif mereka.(ZP)