PPSDM KEBTKE Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi

PPSDM KEBTKE Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi

PPSDM KEBTKE Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi

 

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) menyelenggarakan Pelatihan Teknis dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi (Sistem Distance Learning) pada tanggal 11 s.d 13 September 2023. kegiatan Uji Kompetensi dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 15 September 2023 melalui aplikasi zoom.

 

Pelatihan dan sertifikasi ini, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2017 tentang panas bumi merupakan energi ramah lingkungan yang potensinya besar dan pemanfaatannya belum optimal sehingga perlu didorong dan ditingkatkan secara terencana dan terintegrasi guna mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

 

Kegiatan pelatihan ini diikuti sebanyak 6 (enam) orang yang terdiri dari PT. PGE, PT. Data Optima Konsultan, PT. Indraswari Berkah Mandiri, PT. Akura Bina Citra, PT. Kwarsa Hexagon. Adapun materi yang disampaikan terdiri dari Peraturan Perundang-undangan Terkait Panas Bumi dan Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional Terhadap K3LL Panas, Penyusunan Rencana Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Penerapannya, Penyusunan Rencana Kerja Lindungan Lingkungan (LL) dan Penerapannya, Teknik Komunikasi Timbal Balik, Inspeksi K3LL Panas Bumi, JSA dan Penilaian Risiko Kegiatan panas Bumi, Investigasi Kecelakaan Panas Bumi, Pelaksanaan SMK3 Panas Bumi.

 

Hadir sebagai pengajar yaitu Aperta Ledy Alam, S.T., M.T., Rohenda, S.T., M.T. Widyaiswara dari PPSDM KEBTKE. Aperta menyampaikan salah satu materi terkait JSA dan penilaian resiko, Analisis Keselamatan kerja (JSA) adalah metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merekam 1) langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan tertentu, 2) Potensi bahaya yang mungkin timbul dalam setiap langkah, 3) Melakukan rekomendasi tindakan/prosedur yang dapat menghilangkan atau mengurangi potensi bahaya-bahaya tersebut.

 

Cara untuk mendapatkan tujuan adalah menganalisa secara sistematis pekerjaan yang dikerjakan kemudian membuat prosedur atau petunjuk kerja yang cocok untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut dapat secara konsisten dilakukan dengan cara yang benar. Analisa Keselamatan Pekerjaan adalah suatu aktifitas program kritis yang dilakukan untuk keselamatan dan kesehatan pekerja dan perusahaan yang memberikan penekanan pada pengurangan biaya dan peningkatan kualitas kerja.

 

Perbandingan JSA dengan SOP yaitu JSA (a) Analisa keselamatan kerja untuk pekerjaan-pekerjaan khusus yang tidak rutin, (b) Berfungsi sebagai tata cara kerja yang aman, (c) Membuat JSA bisa dilakukan secara langsung, (d) Urutan kerja lebih lengkap, terperinci cara bekerja yang aman, (e) Hasil analisanya dapat ditemukan tipe bahaya yang ada, (f) Dapat dipakai untuk mengevaluasi SOP. SOP yaitu (a) Analisa keselamatan kerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan sering dilakukan, (b) Berfungsi sebagai prosedur, (c) Idealnya membuat SOP didahului dengan membuat JSA, (d) Tidak terlalu lengkap namun bisa dipakai untuk cara bekerja yang aman, (e) Tidak ada penjelasan tipe-tipe bahaya, (f) Tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi JSA.

 

JSA merupakan salah satu bagian dari Analisa Manejemen Resiko yang paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Karena dalam JSA setiap bahaya yang yang mungkin akan terjadi pada setiap tahapan / langkah pekerjaan telah dianalisa tingkat resiko dan cara penanganannya.
 

Langkah-langkah pembuatan JSA sebagai berikut: Inventarisasi tugas yang belum ada JSA,  Identifikasi tugas-tugas yang kritis, Mengurai tugas menjadi langkah atau aktifitas, Mengidentifikasi dengan tepat potensi kerugiannya pada setiap langkah, Menyusun pengendalian dan prosedur atas potensi kerugian yang teridentifikasi, Penggunaan pada pekerjaan (SA)