PPSDM KEBTKE Kolaborasi dengan Pemerintah Swiss Gelar Webinar Hydropower Sustainability Standard

PPSDM KEBTKE Kolaborasi dengan Pemerintah Swiss Gelar Webinar Hydropower Sustainability Standard

PPSDM KEBTKE Kolaborasi dengan Pemerintah Swiss Gelar Webinar Hydropower Sustainability Standard

 

 

JAKARTA, 23 Januari 2024—Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) bekerja sama dengan Swiss State Secretariat for Economic Affairs SECO melalui Proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) menyelenggarakan webinar internasional bertajuk “Hydropower Sustainability Standard: Global Standard for Positive Impact” dengan menghadirkan tenaga ahli João Costa selaku Direktur Eksekutif Hydropower Sustainability Alliance. Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, industri, dan pemerintah mengenai peran dari potensi dari sektor hydropower serta standar keberlanjutan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan implementasi hydropower dalam negeri. Acara diikuti oleh lebih dari seribu peserta, baik dari kanal Zoom maupun YouTube. Kegiatan webinar ini merupakan bagian dari seri webinar energi terbarukan antara PPSDM KEBTKE dan Proyek RESD yang diselenggarakan setiap dua bulan.

Dalam kata sambutan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) yang diwakili oleh Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Susetyo Edi Prabowo menyampaikan, Potensi hidro tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kalimatan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua dengan potensi 95 Gigawatt dan baru dimanfaatkan sebesar 6.738 Megawatt. Selain itu, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai yang potensial dan 128 diantaranya sungai besar, seperti Sungai Mamberamo di Papua dengan potensi 24.000 Megawatt, dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara dengan potensi 13.000 Megawatt. Hydropower merupakan potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk masa depan generasi penerus.”

João Costa menyebutkan bahwa saat ini sekitar 17% produksi listrik dunia bersumber dari hydropower, dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.230 GW. Ke depannya, peran hydropower diperkiran akan semakin meningkat. Agar hydropower dapat berlangsung secara optimal dalam jangka panjangnya, berbagai aspek perlu diperhatikan. Peran Hydropower Sustainability Standard di sini adalah memberikan rambu-rambu mengenai aspek yang perlu dipertimbangkan secara matang dalam tahapan perencanaan, implementasi, maupun pasca pengembangan pembangkit listrik tenaga hidro. Terdapat dua belas topik yang menjadi perhatian, yaitu aspek lingkugan dan sosial, kondisi tenaga kerja, kualitas air dan sedimentasi, dampak terhadap komunitas, resettlement, keanekaragaman hayati, masyarakat adat, warisan budaya, kelembagaan dan pengadaan, komunikasi dan konsultasi, sumber daya air, dan mitigasi perubahan iklim.

 

Hydropower Sustainability Standard menjadi acuan global untuk sertifikasi proyek-proyek hidro, namun sertifikasi ini bersifat opsional. Saat ini, Hydropower Sustainability Alliance menyelenggarakan pelatihan, sertifikasi asesor, dan sertifikasi proyek hydropower di berbagai belahan dunia.(SA)