Sebanyak 10 Widyaiswara PPSDM KEBTKE Ikuti Pelatihan Teknis Pemodelan Energi Bangunan Gedung

Sebanyak 10 Widyaiswara PPSDM KEBTKE Ikuti Pelatihan Teknis Pemodelan Energi Bangunan Gedung

Sebanyak 10 Widyaiswara PPSDM KEBTKE Ikuti Pelatihan Teknis Pemodelan Energi Bangunan Gedung

 

Kolaborasi antara desain pasif dan aktif sangat diperlukan untuk mewujudnya gedung yang ramah lingkungan terutama dalam kaitannya efsiensi energi. Pada konteks daerah tropis seperti Indonesia, sistem pengondisian udara untuk sistem pendingin merupakan salah satu komponen yang cukup signifikan terkait konsumsi energi gedung.

 

Sementara, beban pendinginan tidak hanya ditentukan oleh beban panas internal saja. Beban panas ekstenal yang berasal dari selubung bangunan dianggap memiliki peran yang signifikan dalam menentukan beban pendinginan. Tentunya dalam memperhitungkan beban panas dari selubung bangunan sangat erat kaitannya dengan orientasi gedung dan spesifikasi material yang digunakan. Hal ini menunjukan bahwa optimalisasi desain pasif pada fasad sangat dibutuhkan

 

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pemodelan Energi Bangunan Gedung pada tanggal 11 s.d 12 September 2023, bertempat di Kampus PPSDM KEBTKE, Jalan Poncol Raya No.30, Ciracas, Jakarta Timur.

 

Kegiatan Pelatihan Teknis Pemodelan Energi Bangunan Gedung diikuti oleh para Widyaiswara dilingkungan PPSDM KEBTKE sebanyak 10 (sepuluh) orang. Hadir sebagai narasumber Gregorius A Gegana A dari Universitas Pelita Harapan.

 

Para peserta  merasakan banyak manfaat dari pelatihan, antara lain dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari untuk mengajar maupun saat melaksanakan audit energi. “Pada pelatihan ini saya mendapatkan pengetahuan yang mendukung saya dalam melakukan audit energi bangunan gedung terutama untuk menghitung OTTV, jadi sangat berguna sekali,” kata  Aspita Dyah Fajarsari, S.T., M.Eng. Widyaiswaya Madya salah satu peserta pelatihan. 

 

Ginanjar Indramaulana, S.T., MBA.  salah satu peserta juga menyampaikan, pelatihan ini sangat bermanfaat dan menambah pemahaman dirinya mengenai pemodelan. “Pengetahuan mengenai perhitungan dan simulasi OTTV dan RTTV serta simulai penggunaan software Autodesk Revit untuk mencapai Building Information Modelling. Pemateri dan materi sangat relevan, 2 hari pelatihan menurut saya terlalu cepat ya, bisa ditambahkan waktu pelatihannya agar lebih banyak waktu untuk menyerap semua materinya,” kata Ginanjar. 

 

Peserta lainnya, yaitu Oktasio Fahlevi, S.T., M.T menyampaikan bahwa Pelatihan Pemodelan Energi bangunan gedung menggunakan software Autodesk REVIT. “Dalam pelatihan ini kami diajarkan bagaimana mengopersikan REVIT dan mengeluarkan hasil dari pemodelan energi bangunan gedung yang disimulasikan. Selain itu peserta juga diajarkan bagaimana menghitung nilai Overall thermal transfer value / OTTV pada suatu bangunan gedung, nilai OTTV mempunyai standard maksimal 35 Watt/m2, terima kasih kepada narasumber yang telah berbagi dan sharing ilmunya sehingga dapat menambah pengetahuan dan ilmu yang luar biasa,” tambah Oktasio.

 

Budiman R Saragih S.T., M.T. yang juga menjadi peserta, menyampaikan  pelatihan ini memberikan dirinya pemahaman yang lebih luas. “Terutama bagaimana menggabungkan keahlian sebagai auditor dan manager energi yang saya miliki dengan konsep penggunaan energi secara menyeluruh dalam bangunan.  Dengan pelatihan ini saya jadi lebih memahami konsep pengunaan energi baik energi suatu bangunan yang disebut overall thermal transfer value (OTTV) yang dipengaruhi thermal load internal dan electrical load. Penggunaan energi baik berupa energi lstrik maupun panas (thermal) selain dipengaruhi kebutuhan orang yang berada dalam suatu ruangan juga dipengaruhi desain bangunan, pemilihan material bangunan, letak bangunan dan penggunaan ruangan,” kata Budiman. 

 

Dalam lampiran Permen PUPR nomor 22 tahun 2018 telah mengamanatkan "Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib diterapkan pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan di atas 2 (dua) lantai.  Selain itu ada juga singkatan BIM lainnya yakni Building Index Material (BIM) yang merupakan indeks untuk mengukur efisiensi energi bangunan. Indeks ini dihitung dengan membagi konsumsi energi bangunan dengan luas lantai bersihnya, dengan acuan besaran standar maksimal adalah 35 W/m².

 

Pelatihan teknis Pemodelan Energi Bangunan Gedung yang menggunakan software Autodesk Revit untuk melakukan pemodelan BIM  (Building Index Material) sangat membantu dalam melakukan audit energi dan juga memberikan pemahaman yang menyeluruh baik bagi auditie maupun auditor dalam pelaksanaan audit energi tersebut